Selasa, 14 Desember 2010

hari-hari kuliahku

21 oktober 2010







panas terik itu yang aku rasakan sekarang. setelah berkutat dengan rutinitas lamaku, kiliah, aku pulang kekosan bersama teman baikku happy dan juga hastian. pelajaran hari ini cukup melelahkan dan materi kiliah yang sedikit berat, hukum acara pidana dan juga sosiologi hukum. kesedihan berpisah dengan siswaku masih terasa dan sulit untuk mengobatinya. belum sempat aku bangkit tiba-tiba















"wah, yang mau seminar."







glek. aku hanya diam dan senyum saja. memang bentar lagi waktuku bersama yeman-temanku. perpisahan. kata yang sederhana namun menyakitkan untukku. tapi itulah roda kehidupan, mau tidak mau kita harus menerimanya.















semoga seminarku akan segera berhasil dan menyandang sertifikat guru. aku ingin menjadi seorang guru teladan dan mengumpulkan dana untuk kuliah dijepang. SEMANGAT. YOU CAN IF YOU THINK YOU CAN

Muhasabah

Tak dpt dbndung lg, ribuan air mta menetes dras bak banjir yg mengganas. Kembli q telusuri episode-episode kehidupanq yg lalu, betapa bnyaknya dosa yg tlah aku lakukan, n betapa sediktnya kebaikan yg aku lakukan.

Ya Allah, ampunkan dosa2q yg sampai detik ini aq belum mampu menolong diriq sendiri, mencintai smua pemberianMU pdaku, atas cnta n kasih sayang untukq, atas ujian-ujian beratq yg aq anggap KAU tak adil padaku. Aq malu untk bertemu dnganMU, aq malu....

Ayah, maafkan anakmu yg melupakanmu,mengecewakanmu,menyakitimu, bgaimana tdak engkau terluka, aq jarang mengirimkan doa untkmu,menjaga ibu sepenuhnya, tak menykiti ibu dngan trus berprestasi, menjadi anak yg engkau banggakan, menjadi panutan untk keluarga. Maafkan aq ayahq, aq ingn berubh aq ingn melihat engkau tersenyum walau qt tdak bisa bertmu, aq akan buktikan kalau aq pantas engkau banggakan.

Teman-temanq, bgtu bnyk hari2 qt lwati bersma demi 1 tjuan yg sama. Aq sadar q bnyak salah kepada kalian secra sengaja ataupun tdak sengaja, tpi sungguh tnpa membhngi diri, dngan setulus hati aq meminta maaf, n kalianlah pencetus semangatq, tman bermain yg menyenangkan,tman belajar yg tak bisa q lupakan, menangs, tertawa, bertengkar, kalian nengjarkan arti kehdupan, pershabatan, kepercyaan diri, kemandirian, cinta, kebersmaan n bnyak hal....

cinta

Cinta adalah perasaan istimewa yang dianugerahkan kepada manusia. Cinta menghidupkan jiwa. Cinta menjadikan seseorang bahagia dan merana pada masa yang sama. Siapa yang memahami cinta akan menjadi tuannya, bukan hambanya.



benar adanya, cinta kadang membuat kita merana namun juga kadang membuat kita bahagia. cinta yang ditempatkan pada letaknya yang benar akan membawakan kedamaian tersendiri di dalam jiwa.



cinta tidak hanya kepada sesama manuasia, antara laki-laki dengan perempuan, namun cinta seharusnya lebih tertuju pada cinta kepada Allah S.W.T atas Rahmat dan kasih syang-NYA kita biberikan apa yang kita butuhkan selama ini, coba dari hal sederhana, oksigen, bayangkan jika Allah mengambil keuntungan dari oksigen yang kita hirup setiap detik, berapa uang yang akan kita bayarkan, bayak sangat banyak sekali namun coba kita renungkan apakah Allah memungut bayaran, TIDAk, Allah memberikan degan cuma-cuma begitu juga dengan yang lainnya seperti sumber daya alam yang melimpah.



Lalu bagaimana kita menyampaikan rasa cinta dan terima kasih kita kepada Sang Pencipta ? sangat mudah, dengan bersyukur atas setiap hembusan nafas kita yang diberikan-NYA itu merupakan salah satu bentuk kita menyampaikan cinta, mencintai lingkungan, selalu menjaganya dari kerusakan itu merupakan juga bentuk ungkapan untuk menyampaikan cinta dan terima kasih kita, selain dari ibadah yan kita laksanakan.



maka tumbuhkanlah cinta mulai dari yang kecil degan niat hanya untuk-NYA, cinta yang bukan hanya sekedar sesama lawan jenis (sesama manusia), namun kepada Sang Pencipta, alam,

keindahan

deg-degan rasanya hati ini ketika kita yang telah mengazzamkan untuk menikah tanpa disangka yang ditunggu datang dengan tiba-tiba, menantikan moment bahagia itu, mulai dari penyerahan proposal pernikahan, ta'aruf, khitbah dan tiba waktu yang di mimpikan. namun kadang rencana manusia berbeda denan rencana Maha Indah-NYA,



terpukul, perih, sedih itu pasti akan dirasakan. namun ingatlah kawan Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan, karena apa jika kita sedikit mengintropeksi diri, keinginan kita lebih banyak, tapi kita tahu apa yang kita butuhkan secara dasar, banyak teman-teman saya yang mengajukan persyarakan untuk calon pendampingnya mulai dari A-Z, berharap memang boleh tak ada yang melarang namun jangan terlalu tinggi, menurut saya sich (cos kalo jatuh kan sakit cuy.....)



persayaratan yang sederhana namun sesuai yang kita butuhkan dalam membangun sebuah bangunan yang namanya RUMAH TANGGA harus diperhatikan. karena itu adalah hal yang sangat dasar. a[abila dasarnya tidak kita persiapkan maka pertengkaran mungkin tak dapat dihindari.



buat yang telah menikah barakallah, untuk yang akan ayo kita mengisi hari-hari penantian dengan menambah kualitas hidup kita. niatkan setiap kegiatan hanya untuk Yang Berhak Memiliki jiwa kita, jangan untuk mendapatkan pendamping yang kita inginkan. serahkan pada yang Maha Tahu. SEMANGAT SEMUA !!!!!!!!!



afawan jika ada kesalahan dalam penulisan (koreksi dan tambahan sangat diterima dengan senang hati)

ASYIKNYA MENJADI SEORANG IBU

Rasanya sangat iri ketika melihat sahabat saya yang sekarang sedang menantikan kelahiran anaknya. Rasa bahagia pasti menyelubungi jiwa bagaimana tidak kehadiran seorang anak adalah suatu anugrah tersendiri bagi semua orang sudah berkeluarga.

Sedikit berbagi cerita, sahabat saya menuturkan alangkah bahagianya ketika dia mengetahui bahwa dirinya hamil, bunga-bunga bermekaran, dan dunia seakan harus tahu kabar gembira ini, kejutan terindah buat suaminya yang memang tidak ingin menunda kehadiran seorang anak, kemudian keluarga besarnya, dan puncaknya syukuran pun dilaksanakan. Menjalani hari yang berbeda dari hari-hari biasanya karena telah ada kehidupan lain yang tinggal di tubuh sang ibu adalah hal-hal yang penuh dengan kejutan, kegembiraan, dan kemesraan yang tak bisa di ungkapan kata-kata, begitu penuturannya. Untuk bulan-bulan pertama masalah yang lazim dirasakan oleh para calon ibu muda juga dirasakan oleh sahabat saya, ngidam ini, ngidam itu, pengen ini, pengen itu, kadang dia merasa kasihan dengan suaminya karena pernah dia tidak ingin bertemu sama sekali dengan suaminya, untung hal itu tidak berlangsung lama (kalo berlangsung lama kabur kali ya he...he...). Makanan benar-benar dijaga dengan ketat dalam artian harus sesuai dengan gizi seimbang demi nutrisi si buah hati yang terus berkembang setiap hari dan tidak boleh telat, olahraga juga dilakukan (olahraga ibu hamil yang jelas....) agar sirkulai darah baik dan juga kandungan juga menjadi kuat (kata orang tua nich....), pemeriksaan rutin untuk mengetahui perkembangan si jabang bayi tak pernah ketinggalan. Dan akhirnya sekarang sahabatku sedang menanti kehadiran san bayi dengan wajah ceria semuanya telah dipersiapkan, mulai pakaian, tempat tidur dan pernak-pernik lainnya. Buat sahabatku selamat menjemput buah hati yang sedang di nantikan, semoga kelak kalian akan menjadi orang tua yang mencetak generasi yang cerdas secara ilmu pengetahuan dan paling utama adalah aklah yang baik.

Mendengar ceritanya sungguh aku juga sangat ingin merasakan apa yang sahabatku rasakan (naluri dong.....). Bersama-sama dengan sang calon anak melewati hari-hari yang selalu berubah, menjaganya jangan samapi nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhanna berkurang, begitu juga kesehatannya dengan tak pernah telat untuk membawa ke dokter untuk melihat perkembangannya, mengajak berkomunikasi tentang bagaimana kondisi diluar, apa yang sedang di lakukan ayah dan ibunya, mendengarkan murotal alqur’an. Dan akhirnya tibalah saatnya dia untuk lahir ke dunia, dengan kondisi yang sangat lemah aku tak ingin dia tersakiti, terluka, oleh siapapun, ku tak akan memperbolehkan orang secara sembarangan meyentuhnya karena dia masih sangat rapuh kaena aku ingin melindunginya.

Renungan untuk kita semua tentang betapa beratnya menjadi seorang ibu namun dibalik kesusahan itu ada kebahagiaan yang tak akan dimiliki oleh orang ynag belum menikah dan beluum mau menginginkan seorag anak. Dengan susah payah dan dengan keadaan yang lemah ibu kita menjaga kita dari yang tak berbentuk menjadi berbentuk saat ini, ketika di kandungan kita sangat dimanja dan di jaga, ketika kita sudah lahir ibu tahu ketika kita menangis katrena lapar, popok kita basah karena nalurinya yang sangat tajam dan peka. Beliau tidak ingin satu ekor nyamuk mengusik kegembiraan dan kenyamanan anaknya. Ketika kita sakit ibulah yang paling sibuk bagaimana agar kita sembuh, sampai-samapi beliau lupa akan dirinya. Segala sesuatu di upayakan untuk anaknya. Ibu tidak akan bisa tidur jika anaknya belum tidur pulas. Ibu juga mengajarkan bagaimana cara berbicara yang sopan, bertingkah laku yang mulia, mengormati orang tua, selain itu juga kita diajarkan ilmu-ilmu lain seperti membaca Al-quran, mengeja abjad, menghitung dan banyak lainnya yang tak bisa dituliskan satu-satu. Ah ...........alangkah indahnya menjadi seorang ibu yang mengetahui setiap perkembangan buah hatinya. Mulai dari dalam kandungan sampai akhirnya dia mampu melaksakan pernikahan dengan orang yang telah dipilhnya tentu kerena Allah SWT. Sudah kah kita membahagiakannya ????????????

Untuk seluruh ibu yang ada di seluruh penjuru dunia, terkhusus ibundaku tersayang, terimaksih atas kasih sayang yang selama ini kau berikan padaku tanpa kenal lelah dan mengharapkan balasan, hanya Allah SWT yang layak membalas kebaikan, kesabaran, dan budi pekerti mu dalam merawat ku sampai aku dewasa.
Aku sayang ibu ku, IBUKU HEBAT.

bHINEKA TUNGGAL IKA

Perbedaan membawa keindahan





Anak A (keturunan palembang) : Orang jawa itu bla....bla.....

Iya pa lagi kalo bla....bla......



Anak C (keturunan jawa) : Enak aja, orang jawa bla...bal...

Orang palembang itu kasar bla..bla...

Pertengkaran kecil terus saja berlangsung sampai terjadi adu fisik yang keduanya tidak mau kalah.



Teman, mungkin itu adalah percakapan kita saat kita masih kecil dulu, dimana kita saling tak mau kalah, jika teman punya mainan 2 maka kita tidak akan kalah punya mainan 3, sikap itu tetap ada di dalam diri kita seandainya kita tidak mau memperbaiki diri.



Kenapa di awal penulisan saya memunculkan dialog antar suku, saat ini setiap suku saling menjelek-jelekkan, suku A lebih baik dibandingkan suku B, begitu juga sebaliknya hingga yang muncul adalah pertengkaran dan perpecahan. Bukankah negara Indonesia berdiri berdasarkan persatuan budaya yang terbentang dari sabang dan merauke, tanpa terkecuali. Kita ingat semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA, yang artinya bebeda-beda namun tetap satu jua. Jika kita mau menghayati makna yang yang terkandung seharusnya tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. dan juga di dalam Pancasila, yang mana masuk semua unsur tanpa menonjolkan suku, ras, daerah manapun, semuanya sama.



Saya teringat kisah sahabat saya yang gagal menikah di karenakan orang tua dari calon mempelai laki-lakinya tidak setuju mendapatkan menantu dan besan keturunan jawa, karena alasan yang menurut saya terlalu kekanak-kanakan sampai akhirnya mengakibatkan penderitaan bathin bagi anaknya sendiri. Mengapa selalu saja kita menyikapi perbedaan ini dengan sesuatu hal yang sangat bodoh. Bukanlah Allah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, entah dari suku apa, daerah mana ataupun warna kulit apa. Tak ada dalil yang mewajibkan kita harus menikah dengan orang yang satu suku, yang terpenting dalam menentukan calon pendamping yaitu, agama, keturunan (nasab yang jelas), tingkah laku, fisik dan kemudian material. (menurut kesimpulan saya setelah baca buku)



Teman, perbedaan itu indah, coba lihat negara tercinta kita, Indonesia, banyak suku bangsa, banyak tarian indah yang berbeda setiap darah, ada banyak lagu daerah,jenis kulit, bentuk mata, dan banyak yang lainnya. Negara kita sangat unik bagaimana tidak dalam satu negara lebih dari 1000 kebudayaan yang berbeda-beda, coba tengok negara tetangga mungkin hanya 2 atau 3 kebudayaan, bebebeda jauh kan dengan kita he...he.......... Perbedaan keanekaragaman ini tentu Allah ciptakan agar kita bisa saling memahami satu sama lain, dan juga untuk mengajarkan bagaimana mempertahankan persatuan yang telah kita bangun sejak dulu. Keanekaragaman dan perbedaan itu tentu akan banyak menimbulkan perpecahan jika kita tidak saling menjaga kesatuan, menghargai budaya lain, tenggang rasa, dan tidak saling menjatuhkan. Contoh kecilnya, diibaratkan saja satu keluarga, banyak perbedaan, antara ayah, ibu, kakak dan adik, jika kita tidak saling enghormati dan tidak saling menghargai maka pertengkaran akan selalu terjadi dalam keluarga itu. Begitu juga dengan Negara kita.



So...

Jangan membeda-bedakan lagi ya, baik suku, kondisi fisik, latar belakang, ataupun apapun itu. Bukankah Allah dan Rosul mengajarkan persamaan dalam hubungan antar manusia, yang berbeda hanya keimanan dan ketakwaan kita. Coba kita tengok perkembangan islam di Indonesia atau pun negara lain, disana tidak difokuskan hanya pada suku tertentu, daerah tertentu namun seluruhnya umat manusia yang ada di dunia ini.



So............Kita harus menyikapi perbedaan dengan cara yang cerdas Ok. ORANG CERDAS DIA PASTI TAHU he....he....

RENUNGAN

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”(QS; Al-Baqarah 216)



Penggalan ayat diatas tentulah sangat dalam maknanya. Saat ini banyak fenomena para remaja yang diluar batas dari akal sehat yang dibutakan karena cintanya yang tertolak. Mereka lebih baik mengakhiri dunianya yang tertolak cinta dengan gantung diri, minum racun atau apapun itu caranya dengan niatan untuk mengakhiri penderitaan itu.



Hal ini diawali dengan banyak diantara kita terlalu berlebihan dalam hal cinta terhadap sesama manusia padahal cinta kepada Allah sangat minim (sungguh sangat disayangkan T_T ). Padahal belum tentu orang yang ada disamping kita (yang belum halal) maksudnya pacar kita (bahasa kerennya coy....) adalah jodoh kita yang telah Allah tetapkan untuk kita. Segala sesuatu kita usahakan untuk yang yang tersayang (cie..............e....ehm....ehm...), nggak ada duit waktu mau kencan (bahasa gaulnya bro..) tahan utang sana utang sini karena takut di bilang kere ma pasangan kita, pinjam kostum temen biar tambah gagah, pinjem ini, pinjem itu pokoknya serba pinjem dech (ketara banget sich nggak punyanya ....afwan....). Tapi ketika putus karena dengan alasan kurang cocok atau apalah yang menyebabkan putus pokoknya ( habis bingung belum penelitian sich....) maka segala kata-kata yang tak terduga akan keuar seperti gunung meledak eh maksudnya gunung meletus semuanya dikeluarin... trus belum lagi dendam yang kesumat mpe tujuh keturunan (lebay mode on he...he...), nggak mau ketemu lagi (jangankan ketemu dengar suaranya ja pengen muntah, kata yang pernah patah hati), dan ada yang lebih parahnya yaitu pergi ke tukang komat-kamit yang nggak jelas dengan dasar ingin balas dendam, jangan mpe lah ya bro... sakit hati sich sakit hati tapi ya jangan mpe syirik.

Teman, betapa pun beratnya ujian yang kita hadapi bukan semata-mata untuk menyikasa diri kita, yakinlah akan ada jalan keluarnya. Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan kita menghadapinya, seperti yang terdapat di dalam QS: Al-An’am 152, yang artinya “Kami tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.”



So jelas banget kan cuy bahwa putus cinta bukan akhir dari segalanya namun awal yang baru bagi episode diri kita dengan senantiasa meningkatkan kualitas hidup dan keimanan kita. Daripada kita larut pada kesedihan yang berlebihan lebih baik kita berbaik sangka saja dengan Allah. Yakinlah bahwa Allah akan memilihkan yang terbaik untuk kita. JANGANLAH sekali-kali menanamkan dalam hati bahwa kegagalan adalah kehancuran, tapi tanamkan dan camkan dengan kuat bahwa kegagalan itu adalah ujian dari Allah sebagai bentuk cinta-NYA kepada kita agar kita lebih mapan mempersiapkan segalanya dan merupakan kebahagian dan kesuksesan yang tertunda.

Pengikut

Jumlah Pengunjung

Cari Blog Ini