Selasa, 05 April 2011

gubrakkk wa................

Demam bola tengah membanjir tak terkecuali menghantam penghuni wisma panaragan, virus bola benar-benar dasyat, bagaimana tidak yang awalnya nggak suka bola tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan menjadi suporter paling heboh, termasuk aku ho....ho... Pawangnya bola, santi soccer dan Ni’yut mulai melaksanakan tugasnya sebagai pengarah bagi PBB bukan nama sebuah partai loh tapi penggemar baru bola. Selama pertandingan tak pernah luput satupun tapi cuma waktu Indonesia yang main, hitung-hitung rasa nasionalisme gitu loch.



“mbak, nti malem Indonesia VS Vietnam.” Teriak ni’yut diluar.

“ok. Siap-siap aja kamarnya diserbu.” Jawabku

“ok.”

“jangan mau nia, hancur nanti kamar kamu.”sahut bude lista

“ye.....syirik aja. Wek................”

“ngampus sana.”

“males, mbak ta kok tumben nggak ngampus. Biasanya always, kan penjaga gedung ha...ha....” balesku

“ dasar ya ni anak pagi-pagi bikin stres orang aja.”

“ha....ha.....”

“ eh ...kalian ini pagi-pagi dah ribut. Bangunin tidur aku aja” Sahut santi soccer.

“yang di dalem jangan ikutan ya.” Bales bude lista.

“iya, nich ikut-ikutan.” Tambahku.

“ enak aja. Kalian harus tanggung jawab aku jadi bangun nich.”

“marahin ja rani, san.”

“ih..........”ujar santi

“tuch kan mbak ta, santi jadi marah. Hayo tangung jawab.”

“enak aja.”

“udah-udah jangan pada berantem, aku nggak punya permen nich.” Timpal seli.

“enak aja, mangnya aku anak kecil apa.” Jawabku.





Pukul 19.30

Penghuni kosan masih sibuk dengan rutinitas masing-masing. Belum ada tanda-tanda kehidupan dimulai. Tiba-tiba.................



“mbak, bolanya dah mulai.......”teriak sumber suara.

“iya............. ntar tanggung.” Jawabku

“dek, dah mulai ya?” tanya seli yang langsung ke bawah menuju sumber suara sambil membawa handuk.

“Rani, buruan.”teriak seli. Aku pun buru-buru kebawah setelah pintu dikunci.

“wah nggak dapet tempat nich.” Ujarku. Ternyata sudah berkumpul santi soccer, mia “ the cin’ters”, uni yuri, rina, dan juga tuan rumah ni’yut.

“bayar makanya.” Jawab seli.

“shi..............jangan berisik.” Ujar santi. Aku langsung mengambil tempat berdiri.



Pertandingan berjalan seru, Indonesia bermain cukup bagus namun sayang grup lawan bermain kasar. Teriak gembira, ketakutan, komentar tak sepi dari kamar nomor 6.



“wah, mantanku kecapean nich, sayang kita dah putus.” Ujarku saat yongki terlihat lelah.

“what....mbak?” ujar ni’yut pura-pura terkejut.

“ngarep...” ujar mia “the cin’ters”. Aku hanya cengengesan.

Lama kelaman kayaknya ni kaki mulai terasa pegal. Mau duduk, di kasur sudah ada seli, ni’yut, yuri, tapi mau gimana lagi, walaupun hanya sedikit tempatnya tapi lumayan. Tiba-tiba...............



Brak.......

Ranjang ni’yut patah ketika aku baru saja menaruh sedikit bagian badanku di kasur itu.

“wa........................patah.”teriak semuanya. Aku lansung berdiri.

“ya.......patah ranjangku.” Ujar yang punya barang sambil kaget campur bingung campur melon, apel, pir, anggur, dan campur es lo....kok jadi bahas es buah......

“wah......rani, berat juga ya sampe patah ni ranjang.” Ejek mia

“maaf......”ujarku dengan wajah sedikit memelas gitu.



Akhirnya iklan yang mengganggu aksi nobar terlewati semua kembali menyaksikan dengan tenang sampai akhirnya kemenangan di Indonesia.



“hore menang......”teriakku seang.

“iya menang tapi ada yang jadi korban.”sahut mia.

“iya rani ni loch....mpe satu ranjang patah....sungguh dasyat.” Timpal seli

“maaf ya dek....ngak sengaja lo tadi.”

“nggak pa kok mbak.”



Akhirnya karena dah larut malam (mang nya malam bisa larut ya ?????) pada bobo dech para penghuni panaragan yang cantik dan unik. Good night..........

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Jumlah Pengunjung

Cari Blog Ini